7 Tips Sederhana Menghadapi Tenggat Waktu Ala Emak Rempong

Setiap orang pasti punya tenggat waktu atas berbagai hal yang harus dikerjakan. Begitu pula saya yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga purna waktu, saya juga mempunyai tenggat waktu beberapa pekerjaan yang harus dilakukan. 

Baik itu untuk urusan domestik rumah tangga, urusan pendidikan anak-anak (terutama karena kami homeschooling), urusan ibu-ibu dharma wanita di kantor suami, urusan komunitas, urusan konsistensi menulis, dan lain sebagainya. 

Kerepotan mengejar berbagai tenggat waktu sebagai  ibu rumah tangga purna waktu dengan anak dan balita yang belum mandiri, tanpa ART, tanpa jasa laundry, dan tanpa bantuan suami yang sibuk bekerja, membuat saya mau tidak mau harus mengatur strategi dan berkomitmen menjalaninya dengan disiplin. Walau pada kenyataannya saya sering kali harus lebih banyak berdamai. 

Setelah belajar dan “comot” ilmu sana sini, saya merumuskan hal-hal di bawah ini agar bisa bermain Kungfu alias menuntaskan segala tenggat waktu dengan elegan. Walau kadang ada juga masanya saya “jumpalitan” dan kewalahan. Tapi setidaknya dengan merencanakan dan menerapkan strategi dalam menghadapinya, otak dan hati saya jadi lebih tenang, terkelola, dan merasa “clean and clear”.

Hasilnya (jika tidak sedang khilaf.hehe) dalam keseharian saya jadi lebih terkelola, tetap waras, minim stress dan lebih mindful sehingga tidak mudah berubah menjadi Bundo T-rex bagi anak-anak. 

Ada yang mau tahu apa saja strateginya? 

1. Dimulai dari essentialisme, pilih untuk melakukan hal-hal yang paling besar manfaat dan dampaknya. 

Di era pandemi, salah satu dampak positif saat semua berubah menjadi serba online adalah muncul banyak sekali kesempatan untuk belajar. Banyak dibuka kelas online yang materinya menarik dan sangat dibutuhkan. Mulai dari yang gratis sampai yang berbayar. 

Sebagai ibu pembelajar, hal ini tentu rentan membuat kita kalap mata dan tergoda untuk meraup semuanya. 

Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan dalam keseharian sebagai ibu. Apalagi jika kita termasuk ibu yang perfeksionis dan idealis, yang ingin semuanya berjalan dengan sempurna. Hal ini tentu saja membuat kita jadi memiliki begitu banyak hal yang harus dikerjakan. 

Maka disinilah dibutuhkan kemauan, keterampilan dan keberanian untuk hanya memilih hal-hal yang essesnsial saja untuk dilakukan. 

Kita perlu terus mengasah keterampilan untuk menentukan mana yang paling penting. Selain itu kita juga harus berani berkorban. Berani mengorbankan hal-hal menarik yang rasanya juga penting. 

Menentukan prioritas memang butuh keberanian untuk berkorban. 

Dengan fokus mengerjakan hal-hal essensial saja, semua tenggat waktu jadi mungkin untuk dituntaskan sambil tetap menjalani kehidupan yang seimbang. 

Karena pencapaian yang baik bukanlah tentang seberapa banyak yang dicapai. Tapi seberapa besar dampaknya bagi keseimbangan dan kebahagiaan hidup kita dan orang-orang yang kita sayangi. 

Mengejar berbagai pencapaian itu tidak salah, tapi perlu diingat juga, kita perlu hidup yang seimbang, bahagia sehingga kita bisa menikmati setiap kesempatan waktu dengan baik. 

2. Kejar keberkahan waktu. 

Waktu yang berkah adalah waktu yang terasa lapang dan berjalan pelan sehingga bisa dinikmati dengan baik. Hidup mengejar waktu itu akan sangat melelahkan, rasanya sudah berlari mati-matian tapi ternyata belum bisa meraih pencapaian optimal. 

Ini adalah salah satu rahasia keberkahan waktu yang dilakukan para ulama besar. Mereka juga hanya diberi jatah waktu 24 jam, tetapi mereka bisa mendalami dan menjadi ahli di beberapa bidang ilmu bahkan juga menghasilkan banyak karya-karya besar. 

Caranya adalah dengan sering membaca Qur’an, bangun sebelum subuh, dan perbanyak istigfar saat berkegiatan (ini yang saya tahu, yang lainnya mungkin lebih banyak lagi). Saya pernah menyimak ini di beberapa kajian, tetapi maaf saya tak hafal semua dalil maupun riwayatnya. Tapi dengan menerapkan teori ini, saya merasa waktu saya menjadi lebih lapang dan tidak serba terburu-buru. 

3. Berdamai dengan beberapa hal sambil tetap memprioritaskan keluarga. 

Jika memasak adalah hal yang menyita waktu dan tenaga, biasanya saya akan berdamai demgan mengandalkan layanan grabfood. 

Jika saat tenggat waktu mendekat cucian juga butuh dilakukan segera, biasanya saya akan berdamai dengan menggunakan jasa laundry.

Menurunkan standar terpaksa saya lakukan agar prioritas utama yaitu mengurus keluarga dengan baik tetap tercapai, sehingga tenggat waktu lainnya juga bisa tuntas dengan baik. 

4. Disiplin dengan manajemen waktu yang sudah dibuat. 

Manajemen waktu yang saya gunakan akan saya bagi di kesempatan yang lain. Dengan manajemen waktu, kita jadi lebih fokus dan juga memiliki waktu untuk istirahat. 

5. Buat to do list yang detil dan dipecah beberapa bagian. 

Ketika otak terasa penuh saya memulainya dengan membuat “to do list”, baik di buku jurnal atau pun di briefnote telepon pintar. Menuliskan to do list akan membuat beban otak berkurang sehingga otak bisa bekerja lebih efektif dan produktif. 

Dengan membuat to do list, kita bisa mengatur agar beberapa target tenggat waktu bisa dipecah menjadi lebih kecil dan bisa dicicil. Ketika target tenggat waktu sudah dicicil, kita jadi lebih tenang dan target lebih mudah untuk dikejar. 

Masalahnya ada kalanya saya juga terjatuh di titik ini. To do list sudah dibuat tapi tak terlaksana dengan baik. Hehe. 

6. Manajemen telepon pintar

Telepon pintar jika tak digunakan dengan pintar maka akan sangat rentan membuat kita penggunanya bodoh. Hehe. 

Manfaatkan fitur “digital wellbeing” yang biasanya tersedia di setiap telepon pintar. 

Atur fokus mode, agar kita bisa lebih fokus. Jika memang perlu membuka chat atau medsos, saya menyiasatinya dengan memasang timer. Jika timer berbunyi, berarti aktivitas di sana harus segera dihentikan. 

7. Refleksi dan apresiasi

Setiap kali berada di akhir minggu, saya biasanya (jika sedang mood. Hehe) akan membuat refleksi tentang seperti apa minggu itu berlalu. Apakah sudah baik, apakah kewalahan dan banyak target tak tercapai, kira-kira apa saja penyebab tak tercapai, apa saja yang perlu diperbaiki dan aneka pertanyaan reflektif lainnya. 

Jika sedang malas, saya hanya akan menulisnya dalam 1 kalimat saja. Maklum saya hanya manusia biasa yang ritmenya kadang berubah-ubah, yang penting sudah berefleksi. 

Selain melakukan refleksi, jangan lupa mengapresiasi diri. Apresiasi akan membuat otak bekerja dengan lebih baik. Tak perlu menunggu orang lain mengapresiasi diri, kita pun berhak mengapresiasi usaha yang telah kita lakukan. Agar selanjutnya kita lebih bersemangat mengejar dan melakukan berbagai target. 

Demikianlah beberapa hal yang saya lakukan agar bisa bermain Kungfu mengatur taktik agar berbagai tenggat waktu yang hadir dalam kehidupan saya bisa tuntas dengan baik. Berbagai tips diatas sebenarnya saya tulis untuk diri saya sendiri yang dalam perjalanannya seringkali lupa, khilaf dan lengah. Saya bagikan di sini siapa tahu juga bisa bermanfaat bagi orang lain. 

Terimakasih sudah membaca

#1000kata

#kumpulantulisanbundasyafiq

#seharisatutulisan

Penulis: Elsa mur

Hai, saya elsa, Bundo dari tiga orang anak disingkat 3 smh. Saya berasal dari Minangkabau, Seorang Nutrisionist yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga purna waktu, Homeschooler dan seorang nomadic wife yang selalu bersemangat mendampingi dan mengikuti suami menjejak di berbagai kota.

2 tanggapan untuk “7 Tips Sederhana Menghadapi Tenggat Waktu Ala Emak Rempong”

Tinggalkan komentar

Rijo Tobing

Let's dive into some randomness!

purple

my world to share

..::menulislah::..

...keep on writing and you'll find a paradise...

Catatan Bundo Syafiq

Menulis untuk bertumbuh, menghijau dan bermanfaat

Discover WordPress

A daily selection of the best content published on WordPress, collected for you by humans who love to read.

The Daily Post

The Art and Craft of Blogging

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.